Minggu, 10 Februari 2013

Laporan Mikrobiologi pertanian


LAPORAN MIKROBIOLOGI PERTANIAN











Oleh
Akbar Budiansa
E1E111017



                                                      


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2013





 
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan tentang perikehidupan makhluk-makhluk kecil yang hanya kelihatan dengan mikrosop (bahasa Yunani: mikros = kecil, bios = hidup, logos = kata atau ilmu). Makhluk-makhluk kecil itu disebut mikroorganisme, mikroba, protista atau jasad renik. Antoni van Leeuwenhoek (1632-1723) ialah orang yang pertama kali mengetahui adanya dunia mikroorganisme itu. Dengan mikroskop ciptaannya ia dapat melihat bentuk makhluk-makhluk kecil yang sebelumnya itu tidak diduga sama sekali keadaannya (Sudaryanto, 1998).
Mikroskop buatan Leeuwenhoek itu memberikan pembesaran sampai 300 kali. Dari air hujan yang menggenang di kubangan-kubangan dan dari air jambangan bunga ia peroleh beraneka sel hewan bersel satu yang olehnya diberi nama Infusoria atau “Hewan tuangan”. Antara tahun 1674 sampai 1683 ia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lembaga “Royal Society” di Inggris. Ia melaporkan hal-hal yang diamatinya dengan mikroskop itu kepada lembaga tersebut. Laporan-laporan itu disertai dengan gambar-gambar mikroorganisme yang beraneka ragam. Di dalam sejarah mikrobiologi, Leeuwenhoek dapat dipandang sebagai peletak batu pertamanya. Mikroorganisme tersebut diantaranya adalah bakteri dan cendawan yang merupakan penghasil bermacam-macam zat organik dan obat-obatan antibiotik. Di dalam biokimia, mikroorganisme memegang peranan penting dalam menganalisis sistem enzim dan dalam menganalisis komposisi suatu bahan makanan. Genetika maju pesat sejak digunakannya mikroorganisme sebagai makhluk percobaan (Sudaryanto, 1998).
            Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi  ultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Indra, 2008).
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk, dan Wheeler,1993).
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya (Sutedjo, 1996).
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1.             Mengetahui cara membuat dan komponen media biakan NA.
2.             Mengetahui cara dan teknik isolasi jamur pada media pembuatan di cawan petri.







TINJAUAN PUSTAKA
Mikroba adalah organisme berukuran mikroskopis yang antara lain terdiri dari bakteri, fungi dan virus. Bakteri merupakan mikroba prokariotik yang rata-rata selnya berukuran 0,5-1 x 2-5 µm, berbentuk elips, bola, batang atau spiral. Fungi adalah organisme eukariotik, bersifat heterotrof, dinding selnya mengandung kitin, tidak berfotosintesis, mensekresikan enzim ekstraseluler kelingkungan dan memperoleh nutrien dengan cara absorpsi. Berdasarkan penampakannya, fungi dikelompokkan ke dalam kapang (mold), khamir (yeast), dan cendawan (mushroom). Cendawan  merupakan fungi yang berukuran makroskopis,  sedangkan kapang dan  yeast adalah fungi yang berukuran mikroskopis. Rata-rata sel kapang berukuran 1-5 x 5-30 μm dan  yeast berukuran 1-5 x 1-10 μm. Kapang adalah fungi multiseluler berfilamen dengan susunan hifa yang menyerupai benang. Yeast merupakan fungi uniselular. Pada yeast tertentu yang bersifat patogenik seperti Candida.sp., mengalami dua fase (dimorfisme) dalam siklus hidupnya, yaitu fase yeast (membentuk seltunggal) dan fase miselium untuk penetrasi ke jaringan inangnya (Bambang, 2009).
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk, 1993).
Memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya harus memperhatikan berbagi macam ketentuan seperti jika yang ingin kita membuat medium untuk organisme bersel tunggal, biasanya air sangat penting sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika) agar merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan melalui metode bacteriaological (Hadioetomo, 1993).
Untuk menumbuhkan mikroba ada berbagai macam medium yang digunakan. Untuk mudahnya medium mikroba diklasifikasikan berdasarkan sifat, komposisi dan fungsinya. Berdasarkan sifat fisiknya, medium dibagi menjadi 3, yaitu solid medium, semi solid medium, dan broth medium. Sedangkan berdasarkan komposisi penyusunnya juga dibedakan menjadi medium sintetis, medium semi sintetis, medium non-sintetis. Berdasarkan fungsinya sendiri medium terbagi menjadi medium umum, medium selektif, medium diferensial, medium uji dan medium diperkaya (Frobisher, 1974).
Bahan-bahan untuk pertumbuhan medium dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu  bahan dasar yang meliputi air, agar yang bersifat tidak diuraikan oleh mikrobia, gelatin yang merupakan protein yang dapat diuraikan oleh mikrobia, dan silika gel yaitu bahan yang mengandung natrium silikat khusus untuk menumbuhkan mikrobia yang bersifat obligat autotrof, unsur-unsur nutrien yang dapat diambil dari bahan alam, meliputi karbohidrat, lemak dan asam-asam organik, sumber nitrogen yang mencakup pepton dan protein, garam-garam kimia (K, Na, Fe dan Mg), vitamin, dan sari buah, ekstrak sayuran dan susu. Serta bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang sengaja ditambahkan ke dalam medium dengan tujuan tertentu seperti indikator maupun antibiotic (Hadioetomo, 1993).
Isolasi mikrobia pada prinsipnya adalah memisahkan suatu jenis mikrobia dengan jenis mikrobia lainnya dengan asal mikrobia yang terdiri dari berbagai macam spesies. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkan pada media padat. Pada media padat ini sel-sel akan membentuk suatu koloni sel yang tetap. Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh media pada beberapa tempat yang terpisah maka setiap sel atau kumpulan sel yang hidup akan berkembang menjadi suatu koloni yang terpisah sehingga memudahkan pemisahan selanjutnya (Schlegel,1994).
Persyaratan utama bagi isolasi dan kultivasi fage adalah harus adanya kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteriofage yang paling baik dan paling utama adalah habitat inang. Sebagai contoh fage koli yang dijumpai di dalam pencernaan dapat diisolasi dari limbah atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan sentifugasi atau filtrasi bahan sumbernya dan penambahan kloroform untuk membunuh sel-sel bakterinya (Adams, 2000).
Autoklaf digunakan sebagai alat sterilisasi uap dengan tekanan tinggi. Penggunaan autoklaf  untuk sterilisasi, tutupnya jangan  diletakkan sembarangan dan dibuka-buka karena isi botol atau tempat medium akan meluap dan hanya boleh dibuka ketika manometer menunjukkan angka 0 serta dilakukan pendinginan sedikit demi sedikit. Medium yang mengandung vitamin, gelatin atau gula, maka setelah sterilisasi medium harus segera didinginkan. Cara ini untuk menghindari zat tersebut terurai. Medium dapat langsung disimpan di lemasi es jika medium sudah dapat dipastikan steril (Dwidjoseputro, 1994).















BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah bahan media NA 1 liter (agar, dextrose dan pepton), kapas, aluminium foil,  aquades, alcohol, dan isolat jamur.
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas kimia, erlenmeyer,pengeduk, panci, kompor gas, autoclap, laminar air flow, lampu bunsen, cawan petri, dan jarum N.
Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 23 Oktober  2012 pukul 14.00-16.00 WITA di Loboratorium Fitopatologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.





Prosedur kerja
Membuat Media NA
1.      Siapkan alat dan bahan, 2 buah gelas kimia, erlenmeyer, pengeduk, panci, kompor gas, autoclap dan bahannya bahan media NA 1 liter (agar, dextrose dan pepton), kapas, aluminium foil, dan air aquades.
2.      Masukkan aquades ke dalam gelas kimia 800 ml dan 200 ml aquades.
3.      Masukkan dextrose dan pepton ke dalam aquades 800 ml dan agar ke dalam 200 ml aduk sampai menjadi larutan.
4.      Masukkan dextrose dan pepton ke dalam panci, kemudian panaskan hingga mendidih, setelah mendidih masukan larutan agar ke dalam panci, aduk hingga mendidih.
5.      Tutup erlenmeyer dengan kapas.
6.      Masukkan media yang sudah mendidih ke dalam Erlenmeyer, kemudian tutup kembali dengan kapas dan aluminium foil.
7.      Siapkan autoclap untuk sterilisasi. Masukkan media ke dalam autoclap. Panaskan. Sampai proses sterilisasi selesai.
Isolasi Jamur
1.        Nyalakan laminar air flow dan lampu bunsen.
2.        Semprot tangan dengan alkohol.
3.        Buka cling wrap yang melekat di cawan bermedia PDA dan isolat jamur.
4.        Letakkan dulu cawan bermedia, ambil jarum N untuk mengambil bagian isolat jamur.
5.        Bakar jarum N sampai merah kemudian dinginkan.
6.        Ambil sebagian dari isolat jamur yang masih ada,
7.        Pindahkan ke cawan bermedia PDA, letakkan di tengah cawan, kemudian isolasi dengan cling wrap.
8.        Tulis nama pada kertas label, tempelkan pada isolat yang baru.
9.        Bungkus lagi isolat yang lama dengan cling wrap.
10.    Matikan lampu bunsen.
11.    Bersihkan isi laminar, lalu matikan laminar air flow.














HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Adapun hasil dari praktikum ini adalah :
Tabel 1. Pembuatan Media NA         
NO.
Gambar
Keterangan
1.
Pembuatan cairan bahan media NA(Natrium Agar)
2.
Penambahan dextrose dan pepton serta agar, kemudian di masak hingga mendidih
3.
Larutan media NA setelah dipanaskan dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan di tutup rapat degan kapas
4.
Larutan media NA setelah dipanaskan dimasukkan ke dalam tabung reaksi
5.
Larutan media NA dimasukkan ke dalam autoclap untuk disterilisasi
.6.
Larutan media NA setelah disterilisasi

Table 2. Isolasi Jamur
No
Gambar
Keterangan
1.
Pemanasan jarum N pada Bunsen hingga merah menyala,
2.
Pengambilan isolate jamur yang akan diletakkan pada cawan petri.
3.
Hasil isolasi jamur yang baru


Pembahasan
Praktukum ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu pertama pembuatan media nutrien agar dan isolasi jamur. Pada pembuatan media nutrient agar, pertama-tama dilakukan adalah memasukkan 200 ml aquades kedalam erlenmayer kemudian menambahkan dextrose dan perton aduk hingga merata atau homogen pencampuran pepton dan menghasilkan warna merah pekat pada larutan kemudian menyiapkan larutan yang ke 2, yakni memasukkan agar kedalam 200 ml aquades aduk hingga merata, larutan kemudian berwarna kecoklatan. Setelah larutan merata, kemudian memasak larutan dextrose dan pepton tersebut sampai mendidih kemudian memasukkan larutan agar tersebut dan  aduk terus sampai mendidih dan kemudian di angkat. Larutan yang sudah mendidih tersebut didinginkan sebentar kemudian diasukkan kedalam 3 buah gelas erlenmayer dan menutup kembali dengan kapas,  sisa dari larutan tersebut kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak ¾ dari tabung reaksi tersebut dan menutup rapat kembali tabung tersebut dengan kapas. Kemudian semua tabung reaksi dan gelas erlenmayer yang berisi larutan media agar tadi di tutup dengan aluminium foil. Semua larutan kemudian dimasukkan kedalam autoclap, autoclap digunakan untuk mensterilisasikan larutan tersebut dari mikroorganisme lain sehingga didapat sebuah media yang benar-benar steril dari mikroba. Di dalam autoclap dididihkan smapai dengan tekaan 1 atm dan setelah tekanannya konstan lalu di tunggu selama ± 15 menit setelah itu dinginkan dan larutan siap untuk digunakan.
Pembuatan Nutrien Agar berguna sebagai media untuk pertumbuhan suatu mikroorganisme karena didalam Nutrien Agar tersebut terdapat zat makanan berupa dextrose/gula sebagai bahan atau komponen untuk pertumbuhan mikroorganisme yang akan ditumbuhkan atau dibiakkan pada media NA tersebut.
Kegiatan kedua adalah isolasi jamur. Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja..
Pertama-tama menyalakan laminar air flow dan lampu bunsen kemudian menyemprot tangan dengan alkohol, ini dimaksudkan agar tangan kita steril dari mikroba lain. Buka cling wrap yang melekat di cawan bermedia PDA dan isolat jamur, ambil jarum N untuk mengambil bagian isolat jamur dan membakarnya sampai merah kemudian didinginkan. Setelah itu ambil sebagian isolat jamur yang masih ada dan dipindahkan ke cawan bermedia PDA, letakkan ditengah cawan, kemudian bungkus dengan cling wrap, setelah itu, menempelkan nama yang di tulis pada kertas label dan bungkus isolat dengan cling wrap. Isolasi pun selesai dan cawan yang berisi isolat kemudian di simpan dan tunggu beberapa hari sampai jamur dalam cawan tumbuh dan berkembangbiak.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.      Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada substrat yang disebut medium.
2.      Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.
3.      Natrium Agar merupakan media biakan mikroba yang baik karena mengandung nutrisi yang dibutuhkan mikroba
4.      Isolasi mikrobia pada prinsipnya adalah memisahkan suatu jenis mikrobia dengan jenis mikrobia lainnya dengan asal mikrobia yang terdiri dari berbagai macam spesies.
5.      Autoclap merupakan alat sterilisasi menggunakan uap dengan tekanan 1 atm.

Saran
Saran untuk prktikum ini adalah sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum, praktikan diberikan penuntun praktikum sehingga praktikan tidak bingung saat pelaksanaan praktikum dan juaga untuk memperhemat waktu.


DAFTAR PUSTAKA
Adams. 2000. Pengertian Isolasi.http://www.wosdpres.com./pengetian=isolasi.html. diakses pada tanggal 04 November 2012.
Bambang. 2009. Mikrobiologi Umum. MM Press: Malang.
Dwidjoseputro, S. 1994. Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Frobisher, 1974. Fundamentals Of Microbiology. Saunders Company, London.
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia, Jakarta.
Indra. 2008. Pembuatan Medium .http://www.scribd.com/doc/39590242/Pembuatan-Medium-Agar-Miring-5. Diakses pada tnggl 04 november 2012.
Schlegel, 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Sudaryanto. 1998Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Gramedia
Sutedjo, M. 1996. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta, Jakarta.
Volk, dan Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5. Jakarta : Erlangga.

.